Xiaomi kembali memecah kebiasaan pasar perangkat komunikasi. Perusahaan ini meluncurkan Sports Walkie Talkie yang diklaim mampu berkomunikasi hingga 5.000 km. Angka itu bukan sekadar gimmick. Jangkauan luas terwujud karena perangkat tidak mengandalkan radio konvensional saja, melainkan memadukan interkom dengan jaringan 4G berskala nasional. Secara sederhana, perangkat berbentuk mungil ini bekerja seperti walkie talkie yang ditopang backbone seluler sehingga percakapan bisa berlangsung lintas kota bahkan lintas provinsi.
Mari kita bedah fitur intinya. Pertama, dukungan 4G penuh pada operator besar di China. Inilah kunci klaim jarak 5.000 km. Selama kedua unit berada di area tercakup 4G dan terhubung ke aplikasi pendamping, komunikasi satu lawan satu maupun grup tetap tersambung. Kedua, desainnya ringkas dan ringan sehingga mudah diklip ke ransel, helm ski, atau lanyard. Ketiga, rating ketahanan IP untuk debu dan cipratan air, plus baterai yang dirancang bertahan lama dalam suhu rendah. Kombinasi ini menyasar pengguna luar ruang yang membutuhkan komunikasi instan tanpa repot menekan nomor ponsel atau membuat grup panggilan.
Harga juga sengaja diposisikan agresif. Di pasar China, perangkat ini dibanderol sekitar 399 yuan atau setara puluhan ribu rupiah di kelas menengah perangkat aksesori. Banderol tersebut menempatkan produk ini di antara radio dua arah hobi dan perangkat profesional. Strateginya jelas. Xiaomi ingin menarik komunitas outdoor, relawan, tim acara, hingga UMKM logistik yang butuh komunikasi cepat dan tercatat, tetapi tidak ingin menyewa repeater atau menyiapkan infrastruktur radio sendiri.
Lalu apa bedanya dengan walkie talkie digital jarak dekat yang belakangan juga ramai diperbincangkan. Produk jarak dekat biasanya mengandalkan kanal radio UHF atau VHF dengan jangkauan beberapa kilometer di area terbuka. Ia cocok untuk koordinasi site terbatas seperti pabrik, gudang, atau panitia acara. Sementara itu, Sports Walkie Talkie 5.000 km meminjam jaringan 4G untuk memperluas jangkauan. Kelebihannya adalah skala. Kekurangannya, perangkat tetap memerlukan cakupan seluler agar fitur jarak jauh bekerja. Jadi, pilihan produk kembali pada kebutuhan. Jika pekerjaan berlangsung di area tanpa sinyal, perangkat radio murni masih relevan. Jika rute tim tersebar luas namun masih dalam jangkauan operator, solusi 4G lebih fleksibel.
Dari sisi pengalaman penggunaan, Xiaomi menyiapkan aplikasi pendamping untuk manajemen tim, pembaruan firmware, hingga berbagi lokasi. Beberapa aksesori magnetik juga disediakan agar perangkat mudah dipasang di helm atau strap. Ada pula chip peredam bising yang membantu menjaga kejernihan suara saat pengguna bergerak cepat. Fitur seperti ini penting untuk peski, pesepeda, atau petugas lapangan yang sering berkomunikasi sambil bergerak.
Bagaimana skenario ideal pemakaiannya. Pertama, kegiatan lintas kota yang memerlukan koordinasi cepat antar titik check point, misalnya konvoi komunitas, touring motor, atau jalur pendakian populer yang memiliki sinyal memadai. Kedua, operasi relawan yang butuh kanal grup sederhana tanpa administrasi kartu SIM per orang yang rumit. Perangkat dapat dipasangkan dengan smartphone untuk pengaturan awal, lalu komunikasi berlangsung via tombol push-to-talk yang sudah akrab di telinga pengguna walkie talkie.
Untuk UMKM, perangkat ini bisa menjadi alat koordinasi harian yang andal. Tim kurir, teknisi, atau sales lapangan bisa masuk ke kanal tim dan berbicara real time tanpa perlu membuat panggilan satu per satu. Bila perusahaan bekerja dalam kota berbeda, jangkauan berbasis 4G memberi keleluasaan. Namun tetap ada catatan penting. Karena memanfaatkan jaringan seluler, kualitas juga akan mengikuti kepadatan trafik dan kekuatan sinyal di area tertentu. Di tempat yang benar-benar blank spot, mode jarak jauh tentu tidak bisa diharapkan.
Aspek daya tahan patut dibahas. Kapasitas baterai dipadukan dengan manajemen konsumsi yang memungkinkan penggunaan seharian. Informasi publik menyebutkan penggunaan aktif bisa menembus belasan hingga dua puluh empat jam, dengan waktu siaga lebih panjang. Perangkat juga dirancang masih bisa menyala dalam suhu rendah. Untuk pengguna lapangan, ini berarti lebih sedikit momen isi ulang di tengah kegiatan dan lebih banyak waktu on air.
Dari perspektif regulasi dan kesesuaian pasar Indonesia, ada beberapa hal yang perlu dicermati jika perangkat ini nantinya masuk resmi. Pertama, perangkat radio yang menyambung ke jaringan seluler tetap harus mengikuti aturan alat telekomunikasi, termasuk persyaratan TKDN dan sertifikasi dari otoritas terkait. Kedua, fitur berbagi lokasi dan manajemen kanal perlu memastikan kepatuhan pada aturan privasi dan keamanan data. Ketiga, ketersediaan server dan dukungan aplikasi lokal akan memengaruhi kelancaran penggunaan di sini.
Apakah produk ini pengganti ponsel. Tidak. Fungsi utamanya adalah komunikasi instan berbasis push-to-talk yang terasa natural untuk koordinasi singkat. Ia bukan kanal untuk percakapan panjang atau multimedia. Keunggulannya adalah kecepatan akses berbicara, kanal grup sederhana, dan perangkat yang lebih tahan dipakai kasar dibanding ponsel. Di sisi lain, ponsel tetap unggul untuk panggilan suara tradisional, video call, dan aplikasi pesan.
Jika Anda mempertimbangkan pembelian impor, pikirkan ekosistem tim. Perangkat jenis ini bersinar ketika dipakai minimal dua unit dalam satu organisasi. Pastikan area kegiatan memiliki sinyal operator yang stabil, cek dukungan aplikasi, serta siapkan power bank bila dipakai nonstop. Untuk penggunaan outdoor ekstrem, aksesori mounting dan pelindung tambahan sebaiknya disiapkan sejak awal.
Kesimpulannya sederhana. Walkie talkie Xiaomi 5.000 km menawarkan sudut pandang baru dalam komunikasi instan. Ia menggabungkan kesederhanaan push-to-talk dengan jangkauan 4G yang luas, harga yang relatif ramah, dan fitur yang relevan untuk tim bergerak. Bukan solusi untuk semua skenario, tetapi sangat masuk akal untuk aktivitas lintas kota yang membutuhkan koordinasi cepat tanpa harus membangun infrastruktur radio sendiri. Jika masuk resmi ke Indonesia, perangkat ini berpotensi mengisi ruang di antara radio konvensional jarak pendek dan aplikasi perpesanan yang bergantung pada ponsel.
Komentar